Sahabat,,,
Seorang yang dinamakan sahabat itu adalah sosok seorang teman yang selalu ada saat senang ataupun saat kita susah. Bukan orang yang selalu ada saat kita senang tapi tak pernah ada saat kita sedang merasa susah dan membutuhkan seorang sahabat. Apa itu yang dinamakan sahabat???
Disaat aq terpuruk dan membutuhkan seorang teman untuk melawan rasa sakit ini mereka pun sudah pergi meninggalkanku untuk selamanya, aq selalu mencoba untuk selalu tertawa, bahagia disekeliling teman-teman aq yang sedari dulu tidak pernah aq pedulikan. Dan sekarang aq hanya ingin lebih mendekatkan diri pada ALLAH SWT, dan lebih berbakti pada kedua orang tua dan orang-orang sekeliling aq yang sayang pada aq dan aq sudah tidak mau peduli dengan orang-orang yang tidak peduli dengan diriku.
Dan aq selalu berdoa kepada allah “ ya allah lindungilah, sayangilah, dan selalu berikan kesehatan,rezeki yang banyak untuk kedua orang tua aq, saudara-saudara aq, sahabat-sahabat aq, orang-orang yang menyayangiku ataupun orang-orang yang membenci aq. Dan ampunilah dosa-dosa aq dan selalu berikanlah kesuksesan untuk dunia dan akhirat dan tetap tuntunlah hamba kejalan yang kau ridhoi agar hamba jauh dari segala perbuatan yang engkau tidak sukai,,,,,,amin ya rabbal alamin
BY : Febby indriani Wahab
1 MAI 2010
Jumat, 30 April 2010
Senin, 26 April 2010
Sistem Informasi Psikolologi
Sistem informasi Psikolog
Karakterisik system
- Memiliki komponen
- Memiliki batasan (boundaries)
- Memiliki lingkungan (Environtment)
- Memiliki Interface
- Memiliki input
- Memiliki output
- Memiliki pengolah
- Memiliki sasaran dan tujuan
Informasi adalah
- Data yang sudah diproses
- Data yang sudah mempunyai makna
- Data yang sudah ditempatkan pada suatu konteks
Karakteristik informasi yang baik
- Relevan
- Tepat waktu
- Akurat
- Mengurangi ketidakpastian
- Mengandung elemen yang baru
Sistem Informasi
- Sistem terbuka yang menghasilkan informasi dengan menggunakan siklus
Input – proses- output.
Fungsi system informasi
- Membantu individu / kelompok melakukan aktifitas
Perencanaan
Pengorganisasian
Pengontrolan
Pengambilan keputusan
Aspek psikologis dalam perkembangan Organisasi berbasis Sistem Informasi
Psikologi didefinisikan sebagai kajian ilmiah tentang tingkahlaku dalam proses mental organisasi. Aspek psikologi sebenarnya lebih mengarah kepada manusia sebagai pengguna sistem informasi yang ada. Aspek Error dalam konteks Psikologi perkembangan Organisasi berbasis
Information Systems
Aspek error merupakan isu resiko yang terdapat dalam lingkungan berbasis Audit Sistem Informasi yang disebabkan oleh ketidaksengajaan. Beberapa point yang harus diperhatikan oleh Auditor dalam aspek error dalam lingkungan berbasis Audit Sistem Informasi:
• Lack of Information. Kekurangan informasi yang diterima oleh user mengenai aplikasi atau teknologi informasi (IT) yang dimiliki oleh organisasi akan menyebabkan user kekurangan pengetahuan maupun kemampuan dalam menggunakan aplikasi yang diimplementasikan oleh organisasi. Hal ini akan menyebabkan user seringkali melakukan error dalam mengoperasikan aplikasi yang ada, sehingga data yang diolah dapat berisiko tinggi, dengan tingkat kesalahan yang cukup besar.
• Too much jargon. Selain kekurangan informasi, jargon atau istilah yang terlalu beragam dalam aplikasi akan membuat user bingung dalam mengoperasikan aplikasi yang ada. Hal ini terutama terjadi pada karyawan yang sudah berumur, sehingga tingkat kompleksitas dari istilah yang digunakan dapat mempengaruh resiko tingkat error yang terjadi.
• Technophobia. Pengalaman yang buruk terhadap teknologi informasi (IT) dapat menjadi trauma tersendiri bagi seseorang atau karyawan. Dampak yang paling buruk dapat menyebabkan seseorang atau karyawan menjadi technophobia. Kesalahan penanganan terhadap technophobia dapat menyebabkan kerugian bagi individu karyawan maupun kerugian besar bagi organisasi bisnis dalam bentuk kesalahan – kesalahan maupun kehancuran data yang dimiliki oleh organisasi bisnis.
Aspek Fraud dalam konteks Psikologi perkembangan Organisasi berbasis Sistem
Informasi
Selain aspek error, terdapat juga aspek Fraud yang merupakan isu resiko dalam lingkungan Audit Sistem Informasi. Fraud merupakan aspek yang dilakukan dengan oleh karyawan, dengan tujuan untuk keuntungan diri sendiri yang tentu saja menjadi kerugian bagi organisasi bisnis. Dalam lingkungan berbasis Audit Sistem Informasi, fraud yang dilakukan karyawan berkenan dengan isu resiko terhadap asset organisasi bisnis, baik asset berupa keuangan (financial loss) maupun asset berupa informasi (non-financial loss) organisasi bisnis.
Fraud yang terjadi dalam lingkungan Audit Sistem Informasi, dikenal dengan istilah Computer Fraud, yakni lebih ditujukan untuk penyelewengan sumberdaya sistem informasi atau komputer yang lebih banyak merugikan keuangan di suatu organisasi oleh orang dalam. Pelaku Computer Fraud biasanya memiliki pengetahuan memadai dan keahlian tentang sistem komputer dan menggunakan komputer sebagai target kejahatan. Namun, tetap perlu diingat, dalam lingkungan Audit berbasis Sistem Informasi, tidak semua kejahatan yang dilakukan menggunakan komputer masuk ke kategori kejahatan komputer. Upaya penggelapan pajak dimana perhitungannya memakai komputer, membeli barang via internet memakai nomor kartu kredit orang lain, mencuri komputer, dsb tidak masuk kategori kejahatan komputer. Kasus pembobolan Bank Indonesia, meruapakan salah satu contoh dari beberapa kasus kejahatan komputer pernah terjadi di Indonesia.
Pembobolan tersebut terjadi bulan Juli 1996 ketika melakukan pembobolan sejumlah 6,6 Miliar dengan menggunakan bantuan komputer. Dibawah ini merupakan beberapa aspek psikologis yang memicu terjadi fraud dalam lingkungan berbasis Audit Sistem Informasi yang dibagi menjadi dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal:
1. FAKTOR INTERNAL. Faktor ini merupakan aspek yang berbicara mengenai manusia sebagai calon pelaku fraud. Pemahaman Auditor terhadap aspek internal akan membantu Auditor dalam menganalisa fraud yang terjadi dalam organisasi bisnis. Pemahaman terhadap aspek internal ini dimaksudkan untuk memahami lebih mendalam mengenai karateristik pelaku fraud yang ada ditinjau dari empat sisi, yakni :
• Hubungan dengan organisasi / perusahaan : Orang dalam (pegawai) sendiri, orang dalam bekerja sama dengan orang dalam, orang luar bekerja sama dengan orang dalam (pegawai), orang dalam bekerja sama dengan orang luar, atau mantan pegawai
• Hubungan antar pelaku yang bekomplotan : teman, keluarga (ayah – anak, suami – istri, adik – kakak, paman – keponakan)
• Sisi Umur. Umumnya berusia relatif mudah dan memiliki kepintaran / keahlian yang tinggi atau berprestasi kerja yang baik
• Tugas/ jabatan orang dalam : petugas kliring, operator komputer back office, bagian rekonsiliasi, bagian rekening koran, asisten bagian EDP, programer/ system analist, petugas dukungan komputer / teknisi, petugas data entry, manajer sistem informasi, manajer keuangan.
2. FAKTOR ESKTERNAL. Faktor eksternal merupakan aspek yang mempengaruhi manusia, yakni calon pelaku fraud untuk melakukan tindakan kejahatan. Jadi yang menjadi pemicunya adalah aspek eksternal yang ada dalam perusahaan, dalam hal ini perusahaan harus dapat meminimalisasi aspek eksternal yang mempengaruhi terjadinya komputer fraud, sehingga dapat terlihat bahwa pendekatan pencegahan antara aspek eksternal dengan aspek internal akan berbeda fokusnya. Ada 3 aspek dalam faktor eksternal, yakni:
• Incentive/ pressure. Adanya tawaran berupa bonus yang diberikan kepada pihak manajemen atau top-level-management akan membuat pihak manajemen berusaha untuk menyajikan informasi laporan keuangan sesuai dengan kriteria ideal untuk mendapatkan bonus atau insentif. Kecenderungan ini terjadi ketika pemegang saham menjanjikan bonus dengan mensyaratkan kinerja yang menggunakan pengukuran rasiorasio atau elemen dalam laporan keuangan, sehingga adanya kecenderungan manajemen untuk “mengolah” atau “memasak” laporan keuangan yang akan disajikan kepada pemegang saham.
• Oppurtunity. Kesempatan merupakan hal yang paling mempengaruhi terjadinya fraud dalam organisasi bisnis. Adanya kesempatan ini disebabkan oleh pengendalian yang kurang memadai dalam lingkungan berbasis sistem informasi atau dapat juga disebabkan oleh adanya celah dalam pengendalian yang ada. Hal yang perlu diingat oleh organisasi, pengendalian hanya berfungsi untuk mengeliminasi fraud yang terjadi dalam organisasi bisnis bukan menghilangkan resiko yang ada. Hal ini seringkali berkenaan dengan analisa cost-benefit, karena disatu sisi organisasi ingin menerapkan pengendalian yang sangat tinggi yang tentu saja membutuhkan biaya yang tinggi, namun di sisi lain organisasi juga harus melakukan analisa terhadap benefit yang didapatkan oleh organisasi tersebut.
• Rationalization. Faktor ”orang lain juga melakukannya” merupakan hal yang cukup berbahaya bagi organisasi. Hal ini dapat menjadi menjamurnya fraud dalam organisasi. Biasanya kondisi ini dimulai dengan melakukan kejahatan yang kecil hingga menjadi suatu kebiasaan yang akhirnya mencapai klimaks dengan melakukan kejahatan yang sangat merugikan organisasi, hal ini terjadi karena dalam diri manusia, yakni karyawan yang melakukan fraud, persaan yang tidak puas dengan apa yang didapatkan ketika melakukan fraud dalam organisasi. Kondisi ini terus berlanjut dengan mengambil keuntungan yang semakin besar dalam fraud yang dilakukan.
Sumber : Josua Tarigan, josuat@petra.ac.id
System informasi adalah kumpulan informasi didalam sebuah basis data menggunakan model dan media teknologi informasi digunakan di dalam pengambilan keputusan bisnis sebuah organisasi.Di dalam suatu organisasi, informasi merupakan sesuatu yang penting didalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. (Menurut Raymond Mcleod)
http://sisteminformasi.wordpress.com/2007/01/22/sistem-informasi/
Elemen sebuah system informasi terdiri dari
a. Orang atau personil yang dimaksudkan yaitu operator computer, analisis system, programmer, personil data entry, dan manajer system informasi
b. Prosedur merupakan elemen fisik. Hal ini disebabkan karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi.
c. Perangkat keras bagi suatu system informasi terdiri atas computer (pusat pengolah, unit masukan/keluaran), peralatan penyiapan data dan terminal masukan / keluaran
d. Perangkat lunak dapat dibagi tiga jenis utama
- system perangkat lunak umum seperti system pengoperasian dan system manajemen data yang memungkinkan pengoperasian system computer
- Aplikasi peangkat lunak umum seperti model analisis dan keputusan
- Aplikasi perangkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi
e. basis data file yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard disk, magnetic tape, dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain diatas kertas, mikro film, dan lain sebagainya.
f. Jaringan computer adalah sebuah kumpulan computer, printer, dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan.
g. Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara computer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data.
Dalam http://searchwinds.com/redirect?id=3084929, Billy N Mahamudu
Contoh-contoh system informasi misalkan pada bidang bisnis ada pasar modal, perbankan, perusahaan pembiayaan,
Karakterisik system
- Memiliki komponen
- Memiliki batasan (boundaries)
- Memiliki lingkungan (Environtment)
- Memiliki Interface
- Memiliki input
- Memiliki output
- Memiliki pengolah
- Memiliki sasaran dan tujuan
Informasi adalah
- Data yang sudah diproses
- Data yang sudah mempunyai makna
- Data yang sudah ditempatkan pada suatu konteks
Karakteristik informasi yang baik
- Relevan
- Tepat waktu
- Akurat
- Mengurangi ketidakpastian
- Mengandung elemen yang baru
Sistem Informasi
- Sistem terbuka yang menghasilkan informasi dengan menggunakan siklus
Input – proses- output.
Fungsi system informasi
- Membantu individu / kelompok melakukan aktifitas
Perencanaan
Pengorganisasian
Pengontrolan
Pengambilan keputusan
Aspek psikologis dalam perkembangan Organisasi berbasis Sistem Informasi
Psikologi didefinisikan sebagai kajian ilmiah tentang tingkahlaku dalam proses mental organisasi. Aspek psikologi sebenarnya lebih mengarah kepada manusia sebagai pengguna sistem informasi yang ada. Aspek Error dalam konteks Psikologi perkembangan Organisasi berbasis
Information Systems
Aspek error merupakan isu resiko yang terdapat dalam lingkungan berbasis Audit Sistem Informasi yang disebabkan oleh ketidaksengajaan. Beberapa point yang harus diperhatikan oleh Auditor dalam aspek error dalam lingkungan berbasis Audit Sistem Informasi:
• Lack of Information. Kekurangan informasi yang diterima oleh user mengenai aplikasi atau teknologi informasi (IT) yang dimiliki oleh organisasi akan menyebabkan user kekurangan pengetahuan maupun kemampuan dalam menggunakan aplikasi yang diimplementasikan oleh organisasi. Hal ini akan menyebabkan user seringkali melakukan error dalam mengoperasikan aplikasi yang ada, sehingga data yang diolah dapat berisiko tinggi, dengan tingkat kesalahan yang cukup besar.
• Too much jargon. Selain kekurangan informasi, jargon atau istilah yang terlalu beragam dalam aplikasi akan membuat user bingung dalam mengoperasikan aplikasi yang ada. Hal ini terutama terjadi pada karyawan yang sudah berumur, sehingga tingkat kompleksitas dari istilah yang digunakan dapat mempengaruh resiko tingkat error yang terjadi.
• Technophobia. Pengalaman yang buruk terhadap teknologi informasi (IT) dapat menjadi trauma tersendiri bagi seseorang atau karyawan. Dampak yang paling buruk dapat menyebabkan seseorang atau karyawan menjadi technophobia. Kesalahan penanganan terhadap technophobia dapat menyebabkan kerugian bagi individu karyawan maupun kerugian besar bagi organisasi bisnis dalam bentuk kesalahan – kesalahan maupun kehancuran data yang dimiliki oleh organisasi bisnis.
Aspek Fraud dalam konteks Psikologi perkembangan Organisasi berbasis Sistem
Informasi
Selain aspek error, terdapat juga aspek Fraud yang merupakan isu resiko dalam lingkungan Audit Sistem Informasi. Fraud merupakan aspek yang dilakukan dengan oleh karyawan, dengan tujuan untuk keuntungan diri sendiri yang tentu saja menjadi kerugian bagi organisasi bisnis. Dalam lingkungan berbasis Audit Sistem Informasi, fraud yang dilakukan karyawan berkenan dengan isu resiko terhadap asset organisasi bisnis, baik asset berupa keuangan (financial loss) maupun asset berupa informasi (non-financial loss) organisasi bisnis.
Fraud yang terjadi dalam lingkungan Audit Sistem Informasi, dikenal dengan istilah Computer Fraud, yakni lebih ditujukan untuk penyelewengan sumberdaya sistem informasi atau komputer yang lebih banyak merugikan keuangan di suatu organisasi oleh orang dalam. Pelaku Computer Fraud biasanya memiliki pengetahuan memadai dan keahlian tentang sistem komputer dan menggunakan komputer sebagai target kejahatan. Namun, tetap perlu diingat, dalam lingkungan Audit berbasis Sistem Informasi, tidak semua kejahatan yang dilakukan menggunakan komputer masuk ke kategori kejahatan komputer. Upaya penggelapan pajak dimana perhitungannya memakai komputer, membeli barang via internet memakai nomor kartu kredit orang lain, mencuri komputer, dsb tidak masuk kategori kejahatan komputer. Kasus pembobolan Bank Indonesia, meruapakan salah satu contoh dari beberapa kasus kejahatan komputer pernah terjadi di Indonesia.
Pembobolan tersebut terjadi bulan Juli 1996 ketika melakukan pembobolan sejumlah 6,6 Miliar dengan menggunakan bantuan komputer. Dibawah ini merupakan beberapa aspek psikologis yang memicu terjadi fraud dalam lingkungan berbasis Audit Sistem Informasi yang dibagi menjadi dua faktor, yakni faktor internal dan faktor eksternal:
1. FAKTOR INTERNAL. Faktor ini merupakan aspek yang berbicara mengenai manusia sebagai calon pelaku fraud. Pemahaman Auditor terhadap aspek internal akan membantu Auditor dalam menganalisa fraud yang terjadi dalam organisasi bisnis. Pemahaman terhadap aspek internal ini dimaksudkan untuk memahami lebih mendalam mengenai karateristik pelaku fraud yang ada ditinjau dari empat sisi, yakni :
• Hubungan dengan organisasi / perusahaan : Orang dalam (pegawai) sendiri, orang dalam bekerja sama dengan orang dalam, orang luar bekerja sama dengan orang dalam (pegawai), orang dalam bekerja sama dengan orang luar, atau mantan pegawai
• Hubungan antar pelaku yang bekomplotan : teman, keluarga (ayah – anak, suami – istri, adik – kakak, paman – keponakan)
• Sisi Umur. Umumnya berusia relatif mudah dan memiliki kepintaran / keahlian yang tinggi atau berprestasi kerja yang baik
• Tugas/ jabatan orang dalam : petugas kliring, operator komputer back office, bagian rekonsiliasi, bagian rekening koran, asisten bagian EDP, programer/ system analist, petugas dukungan komputer / teknisi, petugas data entry, manajer sistem informasi, manajer keuangan.
2. FAKTOR ESKTERNAL. Faktor eksternal merupakan aspek yang mempengaruhi manusia, yakni calon pelaku fraud untuk melakukan tindakan kejahatan. Jadi yang menjadi pemicunya adalah aspek eksternal yang ada dalam perusahaan, dalam hal ini perusahaan harus dapat meminimalisasi aspek eksternal yang mempengaruhi terjadinya komputer fraud, sehingga dapat terlihat bahwa pendekatan pencegahan antara aspek eksternal dengan aspek internal akan berbeda fokusnya. Ada 3 aspek dalam faktor eksternal, yakni:
• Incentive/ pressure. Adanya tawaran berupa bonus yang diberikan kepada pihak manajemen atau top-level-management akan membuat pihak manajemen berusaha untuk menyajikan informasi laporan keuangan sesuai dengan kriteria ideal untuk mendapatkan bonus atau insentif. Kecenderungan ini terjadi ketika pemegang saham menjanjikan bonus dengan mensyaratkan kinerja yang menggunakan pengukuran rasiorasio atau elemen dalam laporan keuangan, sehingga adanya kecenderungan manajemen untuk “mengolah” atau “memasak” laporan keuangan yang akan disajikan kepada pemegang saham.
• Oppurtunity. Kesempatan merupakan hal yang paling mempengaruhi terjadinya fraud dalam organisasi bisnis. Adanya kesempatan ini disebabkan oleh pengendalian yang kurang memadai dalam lingkungan berbasis sistem informasi atau dapat juga disebabkan oleh adanya celah dalam pengendalian yang ada. Hal yang perlu diingat oleh organisasi, pengendalian hanya berfungsi untuk mengeliminasi fraud yang terjadi dalam organisasi bisnis bukan menghilangkan resiko yang ada. Hal ini seringkali berkenaan dengan analisa cost-benefit, karena disatu sisi organisasi ingin menerapkan pengendalian yang sangat tinggi yang tentu saja membutuhkan biaya yang tinggi, namun di sisi lain organisasi juga harus melakukan analisa terhadap benefit yang didapatkan oleh organisasi tersebut.
• Rationalization. Faktor ”orang lain juga melakukannya” merupakan hal yang cukup berbahaya bagi organisasi. Hal ini dapat menjadi menjamurnya fraud dalam organisasi. Biasanya kondisi ini dimulai dengan melakukan kejahatan yang kecil hingga menjadi suatu kebiasaan yang akhirnya mencapai klimaks dengan melakukan kejahatan yang sangat merugikan organisasi, hal ini terjadi karena dalam diri manusia, yakni karyawan yang melakukan fraud, persaan yang tidak puas dengan apa yang didapatkan ketika melakukan fraud dalam organisasi. Kondisi ini terus berlanjut dengan mengambil keuntungan yang semakin besar dalam fraud yang dilakukan.
Sumber : Josua Tarigan, josuat@petra.ac.id
System informasi adalah kumpulan informasi didalam sebuah basis data menggunakan model dan media teknologi informasi digunakan di dalam pengambilan keputusan bisnis sebuah organisasi.Di dalam suatu organisasi, informasi merupakan sesuatu yang penting didalam mendukung proses pengambilan keputusan oleh pihak manajemen. (Menurut Raymond Mcleod)
http://sisteminformasi.wordpress.com/2007/01/22/sistem-informasi/
Elemen sebuah system informasi terdiri dari
a. Orang atau personil yang dimaksudkan yaitu operator computer, analisis system, programmer, personil data entry, dan manajer system informasi
b. Prosedur merupakan elemen fisik. Hal ini disebabkan karena prosedur disediakan dalam bentuk fisik seperti buku panduan dan instruksi.
c. Perangkat keras bagi suatu system informasi terdiri atas computer (pusat pengolah, unit masukan/keluaran), peralatan penyiapan data dan terminal masukan / keluaran
d. Perangkat lunak dapat dibagi tiga jenis utama
- system perangkat lunak umum seperti system pengoperasian dan system manajemen data yang memungkinkan pengoperasian system computer
- Aplikasi peangkat lunak umum seperti model analisis dan keputusan
- Aplikasi perangkat lunak yang terdiri atas program yang secara spesifik dibuat untuk setiap aplikasi
e. basis data file yang berisi program dan data dibuktikan dengan adanya media penyimpanan secara fisik seperti diskette, hard disk, magnetic tape, dan sebagainya. File juga meliputi keluaran tercetak dan catatan lain diatas kertas, mikro film, dan lain sebagainya.
f. Jaringan computer adalah sebuah kumpulan computer, printer, dan peralatan lainnya yang terhubung dalam satu kesatuan.
g. Komunikasi data adalah merupakan bagian dari telekomunikasi yang secara khusus berkenaan dengan transmisi atau pemindahan data dan informasi diantara computer-komputer dan piranti-piranti yang lain dalam bentuk digital yang dikirimkan melalui media komunikasi data.
Dalam http://searchwinds.com/redirect?id=3084929, Billy N Mahamudu
Contoh-contoh system informasi misalkan pada bidang bisnis ada pasar modal, perbankan, perusahaan pembiayaan,
Langganan:
Postingan (Atom)